HISTERIA (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)

     Kalian pernah tahu gak sih tentang Histeria? Atau sudah pernah mengalaminya? Nah kali ini aku bakal bahas mengenai salah satu gangguan jiwa satu ini ya. Kuy disimak!

Dasar

    Histeria merupakan salah satu gangguan emosional berlebihan yang kadang dapat di luar kendali penderitanya. Histeria ini sebenarnya bukan gangguan jiwa yang berbahaya, tetapi dapat mengganggu aktivitas penderitanya sehari-hari. Nah, karena gangguan emosional yang berada di luar kendali, orang-orang yang melihat penderita histeria kerap menduga bahwa penderitanya mengalami kesurupan. 

Gejala

    Beberapa gejala yang dialami penderita histeria sangat beragam. Histeria sendiri dibedakan menjadi histeria mayor dan minor, tergantung gejala-gejala yang dialami penderitanya.

    Bagi penderita histeria minor, beberapa gejala yang dialami seperti lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, bahkan halusinasi. Kejadian-kejadian ini hanya terjadi dalam periode singkat, tetapi dapat terjadi berulang tergantung penderitanya.

    Bagi penderita histeria mayor, gejala-gejala histeria minor juga dapat terjadi. Tetapi di histeria mayor ini, penderita dapat saja mengalami gangguan yang lebih parah, seperti amnesia, fugue, dan kepribadian ganda. Kejadian-kejadian ini dapat terjadi dalam periode berkepanjangan dan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya.

Penyebab 

    Kunci utama dari histeria ini disebabkan oleh pengalaman traumatis yang pernah dialami penderita sebelumnya. Pada dasarnya, alam bawah sadar berusaha untuk menghilangkan pikiran trauma yang ada pada penderitanya. Namun, pikiran trauma tersebut tidak dapat dihilangkan dalam waktu singkat dan dapat muncul ke alam sadar jika pikiran penderitanya relatif sedang tidak stabil. 

Penanganan

    Ada dua hal yang wajib diperhatikan oleh penderita histeria ini. Yaitu pada sektor spiritual dan sektor fisik.
    
    Sektor spiritual sendiri berkaitan dengan suatu kepercayaan akan sesuatu. Kuncinya, seseorang yang menderita histeria harus bisa lebih menguatkan imannya terhadap kepercayaan dan/atau agama yang dianutnya. 

    Sedangkan sektor fisik berkaitan dengan keadaan fisik bagi penderitanya. Seseorang yang menderita histeria harus bisa menjaga pola hidupnya sehari-hari. Caranya dengan mengatur pola makan, pola tidur, dan pola olahraga. Hal inilah yang dapat membuat gejala-gejala histeria jarang terjadi. 

    Selain itu, pola pikir juga harus diperbaiki. Seseorang yang mengalami stress atau membawa beban pikiran terlalu panjang dapat memicu gejala-gejala histeria terjadi. Hal inilah yang kerap terjadi pada masyarakat kebanyakan, tetapi belum tentu juga dapat dicap menderita histeria.



David Chandra A./X1/11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

C27: Si 'Cepat' yang 'Tersingkirkan'

CC50: 'BERGKONINGIN' DARI PRIANGAN

KLB 3 Januari 1946: Momen Menegangkan 'kabur' dari Jakarta